Petinju tak terkalahkan Richardson Hitchins. Kini hanya berikan senyum sinis kepada pihak yang bertanya kesiapannya. Untuk melanjutkan kariernya ke level berikutnya. Rasa percaya diri petinju kelas welter junior 26 tahun ini makin meningkat usai mengalahkan Jose Zepeda akhir pekan kemarin.
Bermodal pengalaman tarung kurang dari 20 laga, Richardson Hitchins tidak gentar sedikit pun untuk menghadapi mantan penantang gelar dunia tersebut. Bukan hal yang mudah untuk bertanding melawan seorang veteran. Tapi, Hitchins mampu melewatinya dengan kemenangan angka mutlak.
Sebelum pertarungan, Richardson Hitchins, yang mewakili Haiti dalam Olimpiade Rio 2016, sudah yakin bahwa dia akan mendominasi pertarungan. Dan hal itu pun sanggup dibuktikannya di atas ring.
BACA JUGA :Petinju Muda Tak Terkalahkan Usia 18 Tahun Moses Itauma
Seberapa keras lawannya berusaha, serangan kepada tidak begitu membahayakan Hitchins. Namun pada akhirnya, Hitchins menyelesaikan duel di ronde ke-12 dengan skor 120-108, 120-108, dan 119-109.
Sejak fokus di olahraga tinju, Richardson Hitchins sendiri sudah dilatih untuk tidak bertarung habis-habisan. Namun, dia seni untuk memukul dan tidak terpukul. Dia pun mampu mengeksekusinya dengan sempurna.
Sayangnya, gaya bertarung itu tidak membuat semua pecinta dan penonton tinju menyenanginya. Pemilik rekor 17-0 (7KO) itu menerima risiko dikritik oleh penonton yang hadir langsung di arena. Namun, kondisi itu tidak membuat Hitchins khawatir.
“Saya tahu ini adalah bisnis pertunjukan. Saya tahu saya harus lebih menarik. Hitchins terus mengkritik diri saya sendiri di bagian itu,” ungkap Hitchins, Selasa (26/9/2023).
Kemenangan terbesar dalam karier Hitchins itu tampaknya tidak membuat penonton terhibur. Memang dari segi strategi bertarung, Hitchins yakin dia sudah sempurna. Di sisi lain, petinju kelahiran Brooklyn itu menyadari jika dirinya harus memberikan lebih banyak hal kepada para penggemar agar namanya bisa lebih dikenal luas.
Sebelum tanding dengan Zepeda, Hitchins tentunya telah mempelajarinya calon lawannya tersebut. Dari apa yang dia dipelajari, dia pun mencoba bertarung dengan cerdas dan tidak perlu menyerang secara membabi buta. Masalahnya, petinju 34 tahun itu mampu mematahkan serangan dari petinju terbaik.